Usaha Menyapa Kita: Isi Suara: Melihat sejenak Lalu mengembalikan Tudung saji Menjadi kebiasaan Yang tidak akan kau jumpai Di negeri ini Tentu bukan karena Mereka d...
suguhan kecil: Keramahan Lokal: Sudah umum jadi menu Keseharian orang bicara Dengan banyak kata-kata Mulai dari yang pelan dan biasa Hingga yang keras bahkan teriak...
bukan pula jadi terpenting untuk dinampakkan di keramaian
Punya keinginan juga kemauan
Pikiran dibuat mengerti
Logika ada menyerap pertanyaan
masing-masing telah dihentikan
Jalanan dirancang untuk tujuan begitukah mungkin tidak seutuhnya tepat?
Mungkin ini konyol bila muncul tanya akan siapa pembuatnya?
Struktur dan jalur sebagai rancangan terbaik, terindah dan teratur, kini tetap jadi hal baru yang menyadarkan dengkur siang.
Mengembang pencaritahuan tiada untuk berlelah mencari sumber,
seperti pembuat semua alat yang berdatangan memenuhi setiap ruas
Mengambang sudah untung dibadan pembuat, mungkin bangga sesaat bagi pemilik hingga kini baru menilik akan semua pengisi setiap ruas jalanan panjang
Hingga kini akankah semua pembuat mampu dan rela melihat semua pikiran membentuk suasana itu...
Sebuah paradoks kecil mungkin tidak menyentuh akan susahnya mereka yang hanya membuat tempat-tempat untuk dilewati hasil pikir kecerdasan dan rakitan dari tempat jauh menjubali setiap lajur...
Kemungkinan menjadi seperti nyanyian....
disebut dalam syair bernada melankolis
Tidak ada keinginan lain selain mengenang
Didalamnya urai setiap untai rasa
Bagaimana temu padu setiap bunyi muncul dan kian selaras bergaung
Bisa dari dalam senandung kecil mewakili kota-kota hingga desa yang disinggahi
Dijelaskan atau tidak itu semua bukan semata harapan kosong dari mimpinya disiang bolong, agar didengar teman terbaiknya....
Sebelum semua lagu dinyanyikannya dengan iringan gendang yang kian menggila seheboh tariannya diikuti semua yang mengikuti, masih terbayang bagaimana awal kedatangannya tidaklah demikian diurai dengan lantang dan penuh semangat, juga bagaimana dan kemana semua akan berjalan.
Usai memarkir mobil kebanggaannya, ia lalu melihat sekeliling sebelum kakinya melangkah. Tetapi, mengapa pandangannya dipenuhi sinisme dan penolakan. Terang-terangan menolak untuk mendekati penyambut yang sudah sejak tadi memberikan senyuman; juga membalas keramahan jajaran yang setia menanti setiap saat. Apa yang ditolak tidak jelas mengatakan apa maksud sebenarnya. Mungkin yang pasti menguntungkannya saja yang tidak akan ditolaknya.
Kita akan kemana menurut maumu, maunya aku atau maunya mereka juga akankah bertemu,dan bikin kita puas. Akankah berat bagi kita wujudkan itu, atau lebih memilih jalan sendiri.
Maka, biarkan lagu ini menemani bimbang hati:
TRASI
Menu pilihan hanya masalah waktu, juga keadaan yang turut mengubah, ... katanya termasuk selera untuk makan siangnya. Esok hari perjalanan kita,... memang betul masih sangat dan layak dibilang panjang bahkan sangat panjang.
Rambut yang dulunya pelontos mungkin sampai terurai panjang untuk sampai ke sana. Menambah semakin terasa gerah dan berkeringat kita dapat dibuat, hingga harus sesekali keluar ruang agar dapat udara lebih segar.
Senandung Kecil: Kangen aja Kaya masih kecil Biar aja ini gak mungkin Tapi rasa seneng waktu maen Seperti baru saja terjadi kemarin Udah bukan lagi ...
Luruh hati kau buat sudah hingga apa lagi kini layak buat dikatakan
Adakah secercah pertanda membawa untuk menjauhi maksud itu
Seandainya suaramu tiada diperkeras
pun
sudah mengubah keadaan dengan memukau
Elegi datang dengan embun pagi tanpa perlu menanti esok....
Tidur panjang dibawah kebekuan danau masihkah semua menutupi irisan rasa ingin tahu akan gerrakhan dan perpindahan terjadi, Tampa kail kecil disudut mata itu
Motorola di tangan kanan,
Flip lain di tangan kiri.
Utara menjadi tempat yang kaupilih.
Namun mengapa hanya pacar-pacaran, kawin juga hanya kawin -kawinan .😀😎😍 padahal ...
serasa dengan mudahnya
semua keadaan di sana
sebenarnya ingin menyapa
kita yang seolah tertidur
dininabobokkan oleh.
... cinta juga mungkin saja
kepalsuan berkepanjangan