Vespa telah menjerit
melewati banyak tikungan
menempuh jauhnya jalan
turun dan menanjak
lalu kita berhenti sejenak
begitu yang ada dibenak
meluncur dari bibirmu
yang menghirup nafas panjang
seakan mengatakan kepenatanmu
lalu engkau menggandeng
menuju ke sebuah titik
berteduh dan mengamati
awan terjauh bagai lukisan
bahasamu mengalir
seperti seorang penyair
tapi nggak ada yang mampir
tapi ia tembus di hati
dan menetap
menjadi kenangan terindah
bersamamu
yang mengerti akan keadaan