Minggu, 06 Maret 2016

Memang Harus Begitu?

Memang Harus Begitu?

Ia bertanya lantang dalam keseruan, begitu mungkin orang akan bilang
Memilih cara melihatnya bagai yang buta dan tidak mengerti apa-apa sama sekali
Melebihi arti keadaan uzur yang datang dari rentang pemilik kisah jati diri masa lalu

Ia kini
Ya kini saat matamu meruntun barisan-barisan huruf ini
Adalah selembar lontar yang pernah terkoyak oleh sejarah
Sengat berabu panas yang tak punya cerita dari mana asal dan arah
Dikisah kabut kasar menuang pengap keadaan meluluh-lantakkan keheningan
Jeda itu sangat... dan sangat panjang... hingga pepohonan silih berganti tumbang melapis permukaan demi permukaan
Pembaringan ini....

Usapan telunjuk itu memundurkan beban seringan menguak rasa penasaran
Bagai lapisan tipis mereka menjadi terindahnya masalalu dimunculkan sesaat
Ia tak sebatas bankai tua yang mengering penyela rongga menempati ruang ganjal
Ia kini dan masa lalu
Nanti bila kau telah temukan
Jari itu lalu mengarah ke padamu
Ia tidak akan salah arah mengalirkan pilihan
Karena bukankah engkau tak perlu melebihi kesempurnaan
Untuk apalagi kedataran dicari-cari ditenangnya permukaan telaga ini
Saat itu
Batu-batu tidak bicara dan semua tetap diam, pasir-pasir membisu membaur bersama lumpur
Juga tak berucap apa-apa sebelum semua terlanjur....
Hanya selembar daun itulah yang menyembul dari balik lumpur memberi tutur
Bawalah aku...
Halus sekali
Itu bukan suara masa kini
Kamu telah berada pada pilihan
Pada langkah yang kau bawa lewat mana menjadi berupa
Engkau bertambah
Dan itu pasti .....
Meskipun awalnya gundah menguak seluruh rasa
Tak akan perlu engkau berlari sekencang kuda dan mengacungkan tangan terkuatmu
Agar terjauh dari pilihanmu sendiri ....
Ia adalah peneguh sejati
Saat menghilang dari pandangan
Yang kemudian
Membiarkan dirimu...
Mengerti setiap cucuran keringatmu
Telah pula diberinya makna
Sesudah ia berlalu
Tanpa kesia-siaan
Membawamu tahu....
Dan semakin dalam tahu
Hingga tak tahu apa-apa lagi

Lafalanmu dan lafaz itu meniti dan mengisi kalbu.

Selasa, 01 Maret 2016

Lagian Kamu.... Sih


Lagi -lagi Kamu

Remang pagi
Cukup sepi
Dingin berteman
Hanya embun

Bulir daun talas
Membayang wajahmu
Yang bicara
Ah membuatku terperangah

Mulai caramu
Menebar  tanya lucu
Menggelitikkan sunyi
Biar bisa terobati
Semudah kau balikkan
Setiap tanya dipermukaan
Laga bagai penggembira semata
Mengecoh dengan giringan maut
Melepas umpan mirip nyanyian
Yang diputar sumbang ditengah keriuhan
Lagi -lagi terpingkal laksana penghuni semak menjauhkan diri menahan tawa

Suara yang telah kau lecutkan
Memang tak meluka laksana koyakan pedangmu yang tersimpan dalam
Namun kejut itu seperti dan seperti
Memporakporandakan kerumunan
Yang tak bernama mengais damba
Nyata datangmu yang selalu memberi tenaga bagi setiap Latvian mereka
Lagi -lagi jangan menudingkan yang utama menuju arah diri ini, telapakmu mudah saja kau bolak - balik, namum kekencangan angin karenanya dapat membingungkan khalayak, karena engkaulah yang utama bagi mereka semua .

lagu islam penyejuk hati:-)




Keputusan;#

Melangkahmu juga sama
Ya kesamaan ada kurasakan
Ada saatnya nanti ketajaman
Hati dan jiwamu menyatu dalam
Melampaui pikiranmu sendiri


Melangkahmu juga kau kenali
Namun tidak dengan langkah ini
Yang sadar akan kerentaan diri
Menyapamu adalah keindahan rasa
Karena engkau seperti terlahir dari
Gumpalan es yang maha besar

Mata ini tak salah
Mengeja raga terbaik
Untuk bisa membawa utuh
Dalam cerna yang dalam dan luas
Mengenggam pesan agar sampai
Kepada siapa harus diterimakan
Tanpa digerogoti ambisi dan egoisme

Ada yang semestinya
Bahkan tersirat keharusan
Bagian yang mesti dijaga utuh
Kecuali sentuhan alam yang mungkin
Membuatnya bergeser dalam warna
Juga berubah sedikit dalam bentuknya
Jangan dikecilkan kebanggaan tetua menatap
Dengan penuh makna kekaguman jiwanya
Mengukir karya dlimaginasi arah jiwanya menuju.

Selasa, 07 Juli 2015

Kreasi Spontan Musik Dalam Keluarga

Pengalaman bermusik bersama anggota keluarga merupakan salah satu pengalaman yang indah. meskipun dengan kemampuan terbatas dan alat-alat yang sederhana ada sisi lain dari cara menikmati musik di dalam keluarga. Karena sadar atau tidak pada jaman ini, sudah menjadi pemandangan biasa jika di rumah-rumah ada anggota keluarga yang melakukan aktivitas sambil mendengarkan musik. Memasak, belajar, mengetik dan tentu duduk santai musik tetap on baik menggunakan home player, desktop, laptop dan aneka gadget. Maka sangat tidak mustahil jika di rumah juga akan berputar aneka jenis musik dalam waktu bersamaan karena semua bisa menggunakan fitur privasinya masing-masing. Sang Ibu memasak sambil menikmati lagu-lagu pop, ayah menikmati tembang keroncong, anak pertama jazz, anak kedua rock, pembantu remix dangdut, kakek manggut-manggut asyik dengan musik klasik kesayangannya. Jika frekuensi atau gelombang masing-masing musik itu di gambar di dalam rumah hemmm seperti apa ya bentuknya.

Suatu sore melihat anak kedua bermain drum menggunakan kotak-kotak pensilnya, satu berbahan kaleng dan lainnya berbahan kardus dan kain, disebelahnya ia tammbahkan mealbox dan tepat di depannya ada satu kaleng biskuit yang sudah kosong. Dalam waktu bersamaaan di balik pintu di dalam kamarnya kakak pertama sedang mendengarkan musik dari teleponnya Saya bergabung dengan yang bermain drum dan mengajaknya untuk memainkan satu lagu dengan tempo tempo lagu edelweis (yang akrab di telinga anggota keluarga) dan ternyata sambutannya sangat antusias. Kakak pertama yang sudah mulai belajar gitar saya undang untuk bergabung untuk mengambil gitarnya dan ternyata juga cepat mengikuti arah permainan. Adiknya anak yang ketiga juga ikut bergabung memukul drum bus agar lebih keras, ia memilih untuk membunyikan mealbox dan sofa.

Setelah mengulang beberapa kali kakak beradik mencoba lagu tersebut, melihat ketiganya sudah berinteraksi dengan baik akhirnya saya bergabung dengan biola tua dan ini membuat mereka semakin bersemangat. Kebersamaan bermusik yang rasanya indah sekali, maka si sulung bergegas mengambil hpnya dan mencoba merekam. Bagaimana hasilnya? setelah mengulang beberapa kali ternyata hasilnya sudah bisa menghibur seisi rumah. Musik murah meriah yang lahir spontan dari permainan mereka yang bisa mengakrabkan suasana ruangan serta membangun kebersamaan santai lebih indah dan produktif.


Selasa, 24 Maret 2015

Latihan Musik Bayangan

Seorang anak pernah mengajak ayahnya berhenti di sebuah toko alat musik. Ia sangat ingin tahu tentang bagaimana ayahnya bisa memainkan beberapa alat musik.Ia ingin memastikan apakah orang yang bisa bermain gitar itu pasti mempunyai gitar, yang bisa bermain piano pasti punya piano, yang bisa bermain biola pasti punya biola.

"Ayah pernah punya gitar seperti itu?" tanyak sang bocah, "Belum" Jawab sang ayah datar
"Kalau biola, Yah?" tanyanya lagi.  "Belum pernah juga" ayahnya tetap datar suaranya.
"Pasti ayah punya drum kan? ia mencoba menebak. "Apalagi drum, gak punya juga".
"Jadi ayah gak pernah punya alat musik, waktu seumurku?" Betul.
"Lalu bagaimana ayah belajar semua alat musik itu?" sang anak sangat penasaran.

"Pingin tahu atau pingin tahu banget, nih?" tanya si Ayah menggoda sambil menggandeng buah hatinya ke dalam toko musik. Sambil memasuki toko musik ayah dan anak berkeliling ke beberapa merk keyboard, beberapa model gitar akustik dan listrik, mengamati drum dan biola sementara sang ayah tetap bercerita. Sampai pada gitar yang menarik bagi si anak sang ayah berhenti lalu mengambil gitar itu. "Ketika teman ayah berlatih memetik seperti ini, ayah mencoba sebentar lalau ayah akan membayangkan terus menerus selama seminggu dengan jari ini tetap memetik dan memetik walaupun tidak ada gitarnya ayah bayangkan saja gitarnya, karena baru seminggu lagi ayah akan melihat gitar itu dan punya kesempatan untuk menyentuhnya. Hampir waktu latihan ayah hanya dibayangan, begitu kira-kira ayah memulai hampir semua alat musik sampai ayah besar, banyak teman dan bergaul dengan yang senang bermusik sehingga bisa lebih sering berlatih dan mencoba banyak alat musik.
Ada juga para atlet seperti dalam bola basket, pingpong dan yang lain menghabiskan waktu berjam-jam dalam seminggunya tetap melakukan shadow exercises atau latihan bayangan.
karena bayangan dan imaginasi dapat membentuk keyakinan dan kenyataan, dan kenyataan yang sudah dipersiapkan oleh imaginasi yang terbangun terus menerus dengan indah dan dan semakin membesar atau agung hasilnya katanya dapat menyentuh kehidupan banyak orang.

"Ini gitar untukmu, Cocok kan seperti bayanganmu?"
"Makasaih Ayah, aku akan berlatih dengan bayangan dan kenyataan!"

Jumat, 14 Februari 2014

Menurutmu Sebagus Apa?


Suasana saat itu
Sudah tidak dibilang pagi lagi
Sangat lewatlah kalau dibilang terlalu dini
Tentu saja ketika suara itu kudengar
Bagaimana mereka memberi suara
Komentar begitulah jadi istilah
Tentang cara datangku menemuinya....

Tempat bertemu
dimana semua sudah ada
Untuk membuat sedikit arti
pada suasana kala itu agar dikenang
satu, dua , tiga sapa demi sapa
empat, lima, enam menyapa senyuman
enam tujuh delapan kita saling memberi senyuman
tak sampai kesepuluh celetuk itu.... terdengar
"Norak ya...?!"
Pura-pura saja...
Berjalan terus seakan tanpa mendengar
Mampir pada ujung ruang...
Melirik ke pada cermin yang menempel
pada dinding berbingkai ukiran
Kupikir ia tidak akan berdusta berkomentar....

Sebagus apa menurutmu hingga seperti ini
masih terdengar norak di tempat itu
Beribu bayangan tanpa terhitung diberikannya...
Lupa dibuat seketika ...
tentang norak dan  kebagusan juga lawannya...

 

Senin, 16 Desember 2013

Semu

namanya singkat sekali
mereka suka memilih istilah semu
istilah yang  dekat di telinga kita semua
walau kita semua  adalah manusia yang nyata
pikiran kita tidak melulu
mengarah pada hal yang nyata
jelajahnya tanpa batas melintas
jauh menjangkau istilah keterbatasan
menembus ruang-ruang  pikir seperti
tanpa ada kendali yang mampu mengikat
jelajahnya berkekuatan
tanpa ukuran dan derajat hitungan
yang terbaca utuh oleh adanya kecanggihan alat.

bottom ads

Petikan Indah

Dia memetik dengan indah  Indah sekali  Dinamis itu sangat terasa  Ritmis juga begitu Tentu ada yang bikin manis  Kental akan kemampuan dala...