adanya isyarat dalamnya hati
yang menyapa dari kejauhan kembali
mendekat sesaat lalu ia lebih memilih pergi
melengkap keraguan yang pernah mengisi
ruang-ruang perjalanan malam tampak lagi
celah-celah kisah malam yang pernah ingin kunamai
sebagai bagian pewarna juga pengiring barisan tetabuhan
rintihan panjang bunyi bulir-bulir kayu yang pernah kukenali
menautkan setiap desahan demi desahannya begitu dalam
ia seperti menuntun bukan hanya rangkaian nada-dana indah
namun ia seperti menggerakkan barisan kaki-kaki
yang dimiliki oleh setiap gembiranya penari
yang telah memasuki ruang-ruang miliknya di sana
tidak mengapa baginya iringan penghibur hati itu
dijadikannya curanderos oleh mereka yang menemukan
serpihan makna di dalamnya...
ketika ruang-ruang waktu peristiwa membungkus
rentang peristiwa dirinya yang tertaut dengan masa lalu
melanglang jauh dimasa depan mengangkat harga diri
terbangun dalam tanya ruang dengar suara melincah bertenaga
menyaksikan pergantian demi pergantian dengan senyuman
mengerti makna keaslian sumber bunyi miliknya
bulir-bulir kayu itu tak ada di sana...
itu tak lain adalah plastik-plastik yang menggantikan
juga kerikil-keril dari padang pasir yang dimaksukkan
sama-sama mengasilkan suara pengiring di sana kini berada
perkusi yang sangan dikenalinya bagai telah menyatu dengan dirinya
bukanlah itu.... suara dari gumam senyumnya
namun tak mengapa baginya tetap saja membiarkan