Rabu, 04 Maret 2020
Gelandangan
Gelandangan: wajah Sematkanlah Sesuka hati dan maumu Aku tak ada di depanmu Juga tak mau mengerti sedikit Caramu mengatakan atau memberi nama Bi...
Senin, 02 Maret 2020
Sabtu, 29 Februari 2020
Selasa, 18 Februari 2020
Minggu, 16 Februari 2020
Sabtu, 15 Februari 2020
Buluh Perindu
Persilangan yang pernah mempertemukan
Pendapat yang lugas pernah kau katakan
Tak menyisa cerita yang melebihi anggukan
Kita sama-sama terhenti dan terdiam dibuatnya
Menimbang kekuatan nafas
Mengeja jangkau langkah maju
Yang masih ingin kita tapaki
Suara yang membuat kita terhibur
Sirna bagai terbang begitu cepatnya
Lembaran kisah ingin rasanya direkatkan
Menutup penyangga yang mengerat lekat
Oleh lilitan halus panjangnya rami
Menyatukan setiap titik sudut pertemuan
Asmara berbenang indahnya tembang
Seperti kata beruas banyak memutihkan gundah
Hingga hati mengangkasa bebas dan lepas
Tajam menatap kejauhan dengan rupa kebeningan
Telaga merupa wajah pantulan dan rupa sebagian
Sebening gelas utuh saat menghuni meja tuannya
Bertemunya batu-batu hitam itu kini telah melumat
Sisa pecahan dan serpihan mewujud debu halus
Lompatan bentuk baru diratakan kepekatan nyanyian
Dibawah terik dipenghujung hari kisah beradu tanya
Bentuk barunya meninggikan hasil mengibar warna
Peraduan menyisa kenangan siang yang dilewati
Tanpa mendendam memutus jarak menggulung
Sisa kepenatan menjadi alas baring di kaki langit.
Tak menyisa cerita yang melebihi anggukan
Kita sama-sama terhenti dan terdiam dibuatnya
Menimbang kekuatan nafas
Mengeja jangkau langkah maju
Yang masih ingin kita tapaki
Suara yang membuat kita terhibur
Sirna bagai terbang begitu cepatnya
Lembaran kisah ingin rasanya direkatkan
Menutup penyangga yang mengerat lekat
Oleh lilitan halus panjangnya rami
Menyatukan setiap titik sudut pertemuan
Asmara berbenang indahnya tembang
Seperti kata beruas banyak memutihkan gundah
Hingga hati mengangkasa bebas dan lepas
Tajam menatap kejauhan dengan rupa kebeningan
Telaga merupa wajah pantulan dan rupa sebagian
Sebening gelas utuh saat menghuni meja tuannya
Bertemunya batu-batu hitam itu kini telah melumat
Sisa pecahan dan serpihan mewujud debu halus
Lompatan bentuk baru diratakan kepekatan nyanyian
Dibawah terik dipenghujung hari kisah beradu tanya
Bentuk barunya meninggikan hasil mengibar warna
Peraduan menyisa kenangan siang yang dilewati
Tanpa mendendam memutus jarak menggulung
Sisa kepenatan menjadi alas baring di kaki langit.
Sabtu, 01 Februari 2020
Cicak Merayap
Ruangan itu bicara,
Tiba-tiba memecah kesunyian
Bukan oleh tebalnya dinding-dinding tebal
Juga buka oleh langit-langitnya yang megah
Dan bukan pula oleh lantainya yang kemilau.
Ruangan itu bicara,
Dan menjadi didengar karena kedatangan
Seekor cecak yang rela merayap di dinding
Lalu ia berteriak dengan cara cecak sendiri
Sekalipun kecil keheningan menjadi terisi
Memenuhi seluruh ruangan yang sepi itu.
Langganan:
Postingan (Atom)
bottom ads
Petikan Indah
Dia memetik dengan indah Indah sekali Dinamis itu sangat terasa Ritmis juga begitu Tentu ada yang bikin manis Kental akan kemampuan dala...
-
terbangkah ia /////???? namanya singkat sekali mereka suka memilih istilah semu istilah yang dekat di telinga kita semua wa...
-
Seketika Tinta teraih Ingin ia mengeluarkan Suara yang dimilikinya Ini sesuatu Atau bukan sesuatu Biasa orang bila...
-
ngawur ! jangan gitu! emang kakak nggak gitu? ... trus? hapus dong? ... belum juga ampe jadi tambun udah beneran ! ... ... paman punya tetan...