Dua belia bersanding dikeremangan
Tanpa banyak mempedulikan bergulirnya keadaan...
Apa yang sangat menbuatnya bertahan di sana
Larutnya malam yang kala itu dinginnya semakin menelusup ke dalam daging hingga ke tulang-tulang pun diiring rintik hujan tanpa membuanya berpisah hingga meninggalkan tempat itu...
Kepalanya kadang merunduk bagai padi berisi padat bulir membiarkan goda kantuknya mencarikan rebahan di ruang para pemuja dewa dan dewi....
Malam telah diterimanya di dalam urai panjang setia bertahan merasakan keanehan semis perubahan-perubahan tanpa didugannya menjadikan pengasuh dirinya yang kesetiaannya semakin sulit untuk diukur..
Kecuali kepalanya yang semakin ringan tatkala sadar akan rambutnya yang telah mengering dan samar -samar telingannya mendengar senandung kasmaran ketika kakinya beranjak....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar