Kamis, 25 November 2021

Tanpa SIA̲SAt



Ini hari bolehkah 

Menjadi hari yang terbaik 

Seperti dulu kau bercerita 


Juga bermain dadu 

Bola-bola kecil 

Serta memangku boneka 

panda lucu kesayangan itu 


Mendengar merdu suaramu

Berganti ganti 

Dengan asal kaunamai 

Hingga tak kuingat lagi 


Tak ada sisa inginku 

Padamu tetap selalu 

Bersama .... nggak banyak

Jumat, 19 November 2021

Jangan Ngacho

Wong mendem!
Sandal kau lempar
Rasa kesal terluapkan
Usirmu
gerutu sedikit
Endapan muncul
disana seperti kopi
diteguk terakhirmu
Nada yang menghardik suasana
Rasa tidak kepada siapa pun....

Aku mencoba
Untuk belajar tersenyum
Seperti caramu

Tidak bisa
ngacooo....!
teriakmu kini sambil ketawa

Menemukan
serpihan dari lamunanmu yang terusik
keisengan dan goda teman menaiki
edannya jaman yang menggerayangi...

Tanganmu meraba-raba
mencari sepotong suling bambu
hasrat ingin ikut berbunyi...
apadaya paralon yang ada
juga menjadi bunyi pengganti....
ada di tempat lain..

Gulungan

Gulungan

 

Ini tentang ketertarikan

Yang membawaku ke sana

Punya sepenggal kisah buatmu

Bukan perkamen aneh bertuah

 

Yang baru kau tahu sangat mungkin

Yang udah tahu pura-pura aja belum tahu

Arah jelas itu adanya Cuma kebelakang

Maksudku bukan ide ngelantur atau

Kau anggap menunda maksud

 

Jika saja jendela ruang kita ini

Kita buka lebih dari dua akankah udara pas

Untuk menemani obrolan kita...?

Akankah bau wangi taman di luar itu

Dengan mekarnya bunga-bunga

cocok jadi teman

Nasi hangat dengan sayuran segar

ditambah lauk telur asin yang

datang jadi menu seadanya kita saat ini...?

 

masakan tanya kecil ini

akan memerahkan telingamu

yang terusik nyinyir bibir berperkara

pada hal-hal kecil ini?

Oh cerewetnya lirikmu serasa

Ingin menggulung bibir yang belum juga

Sempat memulai ceritanya.....

Malah kau kini hanya menyanyi-nyayi kecil

Sambil menyibukkan diri saja....


Selasa, 16 November 2021

Kalem Aja

Itu Tampias

 

Berpalinglah sejenak

Jangan terlalu banyak

Menebalkan duga semata

Yang terkadang berbalut prasangka

Sisi lain masih banyak yang dapat pula

Untuk dilakukan langsung

Tanpa seberingas keluarnya ingus

Di sembarang tempat

Pembasah yang alami

Jadikanlah perekat kekuatanmu

Yang termbunyi dan belum seutuhnya

Engkau pergunakan kembali

Eksotik yang mereka namai tentangmu

Tanpa memaksa makna hanya pada titik hitam

Yang mengabur semu di setiap ujung langit biru....

Merangkum semua kenangan yang telah datang

Hingga kauterima dan mengembang pada setiap tebaran

Yang telah kau buat bermunculan barunya pembiak spora

Disetiap tempat bahkan yang tidak terjangkau oleh semua mata biasa

Yang datang dan pergi begitu saja sesuka maunya mencari cinta

Yang hingga kini belum ditemukannya..........

Lampias galau pengepalan jari mengacungkan moncong

Mengarah sirenta berbelulang lunglai .... menengadah tanpa bela

Lalu untuk apa semua kering pernah lama menjadi cerita.... berkesudahan

Hanya mimpi disiang bolong tanpa setetes embun yang datang

Pada tempat yang salah.


Sebagai Gema dan Pantulan

Tergema  Suara Kehilangan  .....                

 

 

Teriakannya sangat lantang

Ia sangat di dengar

Juga jelas

Apa

Yang sebenarnya

Digaungkan hingga ke sini

Itu merupakan  bagian yang berarti

 

Semat dengan secepat..........

Tanpa menghitung  bidikan sesaat

Kaburnya kejelasan bukan karena aurat

Lepas dari kendali yang teruntai banyak serat

Lamunannya tak pernah berkarat

Seperti logam kebanyakan terundung lembab

Bungkam dijadikannya bagian panjang dalam penantian

Hingga luluh semua dimakna  hingga berjawab dengan kering daun

Mengiba syair tua meminta jembat

Arti taat disilang sengketa siang yang menyengat

Kembali pada tempat itu menjadikannya munajat

Mengalikan empat langkahnya

Menjauhkannya berlipa-lipat bahasa ganda....

 

Tangan ini begitu kecil

Untuk mengatakan jangkau jauh

Yang telah dimilikinya

Tempat yang baginya tanah juang

Menjadi hamparan cucuran keringat

Beralas cerca dan pertentangan datang silih berganti

Gurau sang peringan jiwanya lama menuai sanjung

telah dipeluknya dalam setiap sapa

seramah cara yang telah ia pilih

dalam meniti sekian cerita langkah juangnya.

 


Senin, 15 November 2021

Berpaling Untuk Mengejarmu...



sudah merasa lelah
apalagi setibanya di sini
mendengar nyanyian indah
dilantun beliannya itu wajah

mengejarmu dalam diam
yang jauh untuk mampu
mengerti akan isi hati ini
mendamba adanya balasan

ragu untuk mengatakan
isinya hati yang dipenuhi
akan bayang-bayang wajahmu
dari bawah lembah yang sunyi ini
membubung hingga tingginya angkasa
melewati pelangi ingin menggapai bintang-bintang
yang tampak bermunculan diatas kelabunya langit itu

sia-sia merunduh langkah
serasa bisik itu nyata jika
bukan siapa-siapa untuk engkau
yang kini jauh sekali 
seperti tidak lagi akan mendengar ... 
akankah berpaling menuju padang itu pilihan terbaik....?


Minggu, 10 Oktober 2021

Pewarna

Yang alami telah ia tunjukkan 
Yang sehat juga sudah ia jelaskan 
Yang bingung juga sudah banyak 
Seperti diri ini ketika bertanya lagi 
Mulai dari mana harus dijalani?????

Kelir-kelir yang berserakan 
Tidak jauh dari hadapannya 
Lalu ia goreskan beberapa menit 
Sesaat sebuah bentuk nan elok
Dengan perlahan ditunjukkannya....

Rangkailah... seindah imaginasimu 
Tidak ada yang sia -sia 
Semua peristiwa yang terlewati
Mulai dari mana... dari mana juga 
Bentuk itu akan terwujud ....

Tanpa menunggu lama 


Semua sudah mencoba 
Semua sudah merasa 
Apa yang digoreskan 
Walau sebentar telah berbentuk
Tampak kini semua merasa telah 
Memiliki arah dan bentuknya....



Tanpa ditanya..
Apakah mendekati
Atau semakin menjauhi 
Imaginasi awal miliknya 
Yang kini semakin tampak 
Cerianya semua wajah berseri.

bottom ads

Petikan Indah

Dia memetik dengan indah  Indah sekali  Dinamis itu sangat terasa  Ritmis juga begitu Tentu ada yang bikin manis  Kental akan kemampuan dala...